Buku Wajah Eropa Abad Ke-15: Sebuah Catatan Perjalanan - Karya Pedro Tafur
s
Book 5

Wajah Eropa Abad Ke-15: Sebuah Catatan Perjalanan

Reviews (0 / 5)

by Pedro Tafur

About this edition
Pedro Tafur mengelilingi Eropa dan Timur Dekat pada akhir Abad Pertengahan, zaman ketika Dunia Baru belum ditemukan, hampir tidak ada petunjuk tentang ilmu pengetahuan dapat berkembang di benua ini bahkan di Italia, sebuah zaman kekacauan dan kegelapan, zaman peperangan dan permusuhan pribadi, zaman kemiskinan berpikir dan berekspresi. Dalam perjalanannya, Tafur merekam kondisi Kekaisaran Romawi Timur yang sedang dalam guncangan menuju kehancuran. la hampir tidak dapat mencapai Konstantinopel ketika Kaisar dan Paus berlayar untuk usaha terakhir mendamaikan gereja-gereja, serta mendapatkan pasukan dan bantuan dalam akhir-akhir peperangan sebelum ditaklukkan Turki Utsmani. Dalam narasi yang luar biasa dari traveler Abad Pertengahan, dalam manuskrip yang ditulis sebelum mesin cetak ditemukan, buku ini menyajikan kondisi Eropa dan Konstantinopel selama tahun 1435-1439, tepat 14 tahun sebelum Tembok Konstantinopel berhasil dibobol oleh kaum Muslim. Banyak informasi tentang Eropa pra-modern memenuhi buku ini. "Buku yang sangat menarik. Menggambarkan bagian-bagian Yerusalem, Mesir, dan Istanbul dengan detail. Sumber tak ternilai yang menggambarkan situasi Istanbul tak lama sebelum ditaklukkan oleh Muhammad al-Fatih." -Goodreads "Dokumen dengan tema unik, menggambarkan Eropa pada saat paling kritis dalam sejarahnya, ketika benua itu diliputi oleh kesengsaraan, penyakit, dan kerusuhan." -Sunday Times Di sinilah dimulai prolog yang dialamatkan untuk Señor Don Fernando de Guzman yang paling mulia dan berbudi luhur, Komandan Utama Orde Calatrava, yang disusun oleh Pedro Tafur pada sebuah risalah yang ia tulis tentang perjalananperjalanan dan pengembarannya di berbagai bagian bumi yang berbeda. Status kebangsawanan, O Señor paling berbudi luhur, pernah memiliki awal, tetapi memang lebih bertahan lama dibandingkan jabatan-jabatan luhur lainnya karena penerapannya lebih layak untuk sang bangsawan dan keluhuran adalah dasar utama dan yang paling pasti dari kebangsawanan. Seorang laki-laki dapat disebut terhormat sepanjang ia mengikuti adat kebiasaan para pendahulunya, yang tidak melenceng dari perbuatan kebajikan, menjanjikan kelanjutan kehebatan sehingga layak menjadi pemimpin dan penguasa manusia.
Details
  • Jumlah Halaman

    329

    Penerbit

    Alvabet

  • Tanggal Terbit

    22 Jan, 2023

  • Bahasa

    Indonesia

    ISBN

    9786232201422

Similar Books