Buku Selanjutnya Kita Tahu Apa Yang Terjadi Dalam Adegan Di Film itu - Karya Hasan Aspahani
s
Book 5

Selanjutnya Kita Tahu Apa Yang Terjadi Dalam Adegan Di Film itu

Reviews (0 / 5)

by Hasan Aspahani

About this edition
Pandemi, wabah yang tak perlu disebut namanya itu, mengingatkan pada kekeraskepalaan Don Corleone yang mengajukan penawaran yang tak tertolak. Beberapa kawan baik kalah. Beberapa anggota keluarga dekat saya terjangkit dan menunggu kabar dari mereka selama menjalani isolasi mandiri seperti menunggu utusan yang dikirim bernegosiasi dengan keluarga musuh. Puisi-puisi ini bagi saya akhirnya seperti upaya bertahan dan momen kembali setelah mengasingkan diri ke wilayah aman, sementara, seperti Michael disembunyikan ke Sicilia setelah peristiwa di restoran yang mengubah jalan hidupnya, mengubah sejarah keluarga. Seperti Kembali dari Persembunyian SAYA membaca novel "The Godfather" dan "Sicilian" karya Mario Puzo seintens saya menonton filmnya. Tiga serangkai film Francis Ford Coppola yang dibuat berdasarkan dan dikembangkan dari novel tersebut. Berulang kali, bahkan mengulang secara khusus bagian adegan tertentu. Katanya, inilah novel dan film yang mengubah perfilman dan mengubah Amerika. Buat saya jelas keduanya memberi pengaruh cukup besar pada diri saya, sebagai manusia pengarang. Mula-mula saya berhadap-hadapan dengan novel dan film "The Godfather" sebagai penikmat. Sudah banyak dibicarakan bagaimana tokoh-tokohnya membangkitkan rasa simpati. Vito Corleone, Michael, Kay, Santino, Barzini, Clemenza, Tom Hagen, hingga Vincent jelas tak sempurna, tapi mereka sosok khayali itu hidup utuh sebagai manusia. Betapa ajaibnya imajinasi. Mereka hadir sebagai manusia biasa seperti manusia lain: ingin bertahan hidup, jaga kehormatan, dan beri perlindungan pada yang mereka cintai. Ketika mulai mencoba menulis novel saya sendiri, novel dan film ini menjadi bahan belajar saya. Puzo sebelum menulis novel adalah seorang wartawan kriminal. Membandingkan diri dengannya, saya agak percaya diri dan sedikit besar kepala, sebab saya pernah lebih dari itu, saya pernah memimpin surat kabar kriminal di Batam (ini alasan yang konyol dan sepenuhnya salah). Lahirlah novel "Ya, Aku Lari!" (DIVA Press, 2018) dan "Laut Semua Suara" (Basabasi, 2019). Novel dengan tokoh-tokoh manusia dari dunia kelam di Indonesia menyiasati situasi yang tak terelakkan. Sampai dua novel itu selesai saya tulis, diterbitkan, saya tidak berpikir untuk menuliskan bahan-bahan dari "The Godfather" menjadi puisi. Sementara itu saya kerap juga menuliskan puisi setelah menonton film. Bahan-bahan puisi saya bisa berasal dari mana saja, apa pun yang mengharukan, membangkitkan keterharuan, meminjam Subagio Sastrowardoyo. Pada banyak momen di 2019-2022, saya menonton kembali trilogi "The Godfather". Maraton, bersambung, berulang-ulang. Mungkin karena suasana masa yang ngelangut terombang-ambing gelombang besar pandemi, yang tak perlu kita sebut namanya itu. Ada semacam infusan energi, daya hidup, meminjam istilah Rendra. Tokoh-tokoh dalam "The Godfather" seperti datang dengan cerita baru. ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Details
  • Jumlah Halaman

    96

    Penerbit

    Diva Pers

  • Tanggal Terbit

    12 Dec, 2022

  • Bahasa

    Indonesia

    ISBN

    9786232937437

Similar Books