Buku Pembinaan Berjenjang & Berkelanjutan Orang Muda Katolik - Karya Tim Komisi Kepemudaan Kwi
s
Book 5

Pembinaan Berjenjang & Berkelanjutan Orang Muda Katolik

Reviews (0 / 5)

by Tim Komisi Kepemudaan Kwi

About this edition
Gereja berkepentingan untuk membina kaum muda atau yang lazim disebut Orang Muda Katolik (OMK) untuk berkembang dalam keutamaan-keutamaan manusiawi sekaligus berakar dalam iman akan Yesus, Sang Guru kehidupan. Karena itulah, Gereja selalu terlibat aktif membina kaum muda, yang adalah tiang masa depan Gereja itu sendiri. Buku ini"”disusun oleh Tim Komisi Kepemudaan Konferensi Waligereja Indonesia (KOMKEP KWI)"”merupakan satu bentuk upaya Gereja dalam membina kaum muda. Disusun berdasarkan jenjang-jenjang usia kaum muda, yakni Jenjang SMP (13-15 tahun), jenjang SMA (18-18 tahun), Jenjang Dewasa Awal (19-25 tahun), dan Jenjang Dewasa Muda (26-40 tahun). Karena itulah, buku ini menjadi semacam "˜kompas' yang akan membantu para pendamping untuk merancang modul ataupun membuat kurikulum dalam pendampingan. Berbagai tawaran model pendekatan untuk pendampingan kepada Orang Muda Katolik (OMK) pun disajikan. Kita pasti sudah sering dengar kalimat: "masuk lewat pintu mereka, keluar lewat pintu kita". Apakah kalimat ini masih tepat dan berlaku bila ditempatkan dalam konteks pendampingan orang muda yang terus berubah? Paus Fransiskus sampai-sampai harus mengingatkan bahwa pelayanan pastoral orang muda telah menghadapi gempuran perubahan sosial dan budaya yang dahsyat (bdk. Christus Vivit-CV, 202). Dan karena para pendamping masih meyakini bahwa "pintu kita" adalah pintu yang paling tepat, orang muda tidak menemukan jawaban atas keprihatinan, kebutuhan, masalah, dan luka-luka mereka karena kerap kali dijawab dengan keindahan nostalgia masa lalu. Mungkin benar dan berlaku pada masanya, tapi tidak bagi orang muda di masa saat ini. Alih-alih terpuaskan, orang muda semakin gelisah, tak sabar menunggu jawaban, dan memberontak melewati jalan-jalan mereka sendiri (bdk. Gaudium et Spes, 7). Kita sering merasa prihatin mendengar orang-orang muda tak lagi aktif mengikuti Ekaristi, tidak tampak dalam kegiatan-kegiatan, memilih untuk meninggalkan Gereja, jatuh dalam krisis arus zaman yang menjadikan mereka korban peredaran obat-obatan terlarang, korban eksploitasi seksual, korban ideologi-ideologi ekstremis yang masif ditawarkan ruang-ruang digital. Orang muda adalah masa kini dan masa depan Gereja. Dengan optimis, Paus Fransiskus menyebut orang muda sebagai pelaku utama (CV, 174). Paus Fransiskus juga sangat yakin bahwa dengan mendampingi orang muda secara tepat, orang muda dapat menemukan kebebasan untuk menemukan jalan-jalan baru dengan kreativitas dan keberanian mereka (CV, 203). Karena itu, pastoral pendampingan OMK layak dan sepantasnya dilandasi kemauan pendamping untuk mengenal orang muda dan situasi yang mereka alami dari waktu ke waktu. Kasih Kristus dan sukacita Injil ditemukan dalam komunitas-komunitas yang terbangun dalam pengenalan satu dengan yang lain dan ditumbuhkan lewat caracara yang ditemukan bersama-sama. Adagium "masuk lewat pintu mereka keluar lewat pintu kita", tampaknya musti diubah: "masuk lewat pintu mereka keluar lewat pintu yang dibangun bersama." Ciri hakiki Gereja, yaitu berjalan bersama dapat terwujud jika kita tahu dan kenal siapa orang muda yang kita temani, apa yang mereka perlukan, dan kemudian menemukan jalan bersama bagi pewartaan kabar sukacita tidak hanya untuk orang muda sendiri, tetapi juga untuk Gereja dan masyarakat.
Details

Similar Books