Buku 50 Tahun Kompas Memanggungkan Keindonesiaan `Di Mata Mereka` - Karya Artikel Kompas
s
Book 5

50 Tahun Kompas Memanggungkan Keindonesiaan `Di Mata Mereka`

Reviews (0 / 5)

by Artikel Kompas

About this edition
Kompas adalah surat kabar nasional Indonesia dari Jakarta yang terbit sejak tanggal 28 Juni 1965. Surat kabar ini diterbitkan oleh PT Kompas Media Nusantara yang merupakan bagian dari Kompas Gramedia. Slogan surat kabar ini adalah Amanat Hati Nurani Rakyat. Ide awal penerbitan harian ini datang dari Jenderal Ahmad Yani, yang mengutarakan keinginannya kepada Frans Xaverius Seda (Menteri Perkebunan dalam kabinet Soekarno) untuk menerbitkan surat kabar yang berimbang, kredibel, dan independen. Frans kemudian mengemukakan keinginan itu kepada dua teman baiknya, Peter Kanisius Ojong, seorang pimpinan redaksi mingguan Star Weekly, dan Jakob Oetama, wartawan mingguan Penabur milik gereja Katolik, yang pada waktu itu sudah mengelola majalah Intisari ketika PT Kinta akan mengalami kebangkrutan yang terbit tahun 1963. Ojong langsung menyetujui ide itu dan menjadikan Jakob Oetama sebagai editor in-chief pertamanya. Sebagai media yang ikut merekam perjalanan bangsa Indonesia, Kompas masih dipercaya sampai hari ini oleh rakyat dalam menghasilkan berita-berita yang jujur, akurat, dan tidak memihak, selayaknya media seharusnya. Walaupun, Kompas sudah dipercaya, namun dulunya Kompas harus merasakan kepahitan pada masa Orde Baru. Keharusan tidak terbit beberapa hari setelah peristiwa G30S/1965 atas permintaan aparat keamanan demi terciptanya ketenangan, larangan terbit selama kurang lebih dua minggu di bulan Januari-Februari 1978, membenarkan rumusan Prof. Rooij. Peristiwa politik tahun 1965 berikut dampaknya di hari-hari kemudian, juga peristiwa 1978, membawa terang dan pelecut memperjuangkan idealisme media: mendidik masyarakat agar semakin demokratis, toleran, dengan sikap serba tahu diri. Gua garba surat kabar-surat kabar Indonesia adalah perjuangan, plus-minus sudah dihidupi Kompas sejak awal kehadirannya, terus dikembangkan, disesuaikan dengan perkembangan zaman. Sinopsis Buku Perjalanan usia ke-50 harian Kompas merupakan kesempatan untuk melakukan introspeksi khusus. Seberapa jauh Kompas telah berkontribusi untuk negara dan bangsa ini dengan panji pengabdian Amanat Hati Nurani Rakyat? Secara khusus, Kompas menghadirkan tokoh-tokoh untuk memberikan kilas balik dan tinjauan ke depan harian ini serta harapan mereka agar Kompas tetap bersuara lantang di tengah riuh rendah kebisingan. Tokoh-tokoh tersebut di antaranya adalah Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Franz Magnis-Suseno, Daoed Joesoef, B.J. Habibie, Hamengku Bawono IX, dan Bagir Manan. Kompas sesuai dengan namanya "penunjuk arah" tetap hadir sesuai perkembangan zaman. Memperkaya dan merekat kemajemukan Indonesia dan menjadi lentera di tengah kegelapan.
Details
  • Jumlah Halaman

    0

    Penerbit

    Penerbit Buku Kompas

  • Tanggal Terbit

    04 Oct, 2015

  • Bahasa

    Indonesia

    ISBN

Similar Books