Judul : Karavansara
Penulis : Rio Johan
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Halaman : 51
Tahun Terbit : 2022
Rating : 4.5/5.0
Karavansara dan Rahasia-rahasia Suram di Dalamnya
Novela dibuka dengan narasi tegas namun tetap berunsur romantis. Bertutur pertemuan saudagar kaya raya, Tuan Babak dengan dua bocah kakak beradik yatim piatu, Shirin dan Surin di pasar Shiraz.
Drama sudah dimulai sejak membaca halaman perdana novela ini. Kedua kakak beradik itu beradu argumen siapa yang kali pertama dilirik juragan besar itu. Masing-masing merasa bahwa dirinyalah yang paling menarik perhatian Tuan Babak.
Perjumpaan kedua bocah papa itu dengan Tuan Babak seperti anugerah yang datang mengubah kehidupan mereka. Itu tak lain karena Tuan Babak tersentuh dengan kemiskinan mereka yang membuatnya berbelas kasih dengan memberikan rezeki untuk Shirin dan Surin.
Saudagar kaya itu mendandani Shirin dan Surin dengan pakaian baru. Lalu mengajak keduanya makan enak di tempat makan paling mewah di Shiraz.
Kebaikan Tuan Babak tak berhenti di situ saja. Dia mengajak kedua bocah itu ikut perjalanan bisnisnya dan berjanji akan mengurus Shirin dan Surin dengan baik.
Sejak saat itu, Shirin dan Surin ikut dalam perjalanan dagang Tuan Babak. Keluar dari Kota Shiraz. Memulai petualangan baru, menjelajahi banyak tempat.
Karavansara
Novela Karavansara, ditulis Rio Johan, terbit kali pertama pada Juli 2022.
Merujuk pada istilah, Karavansara berasal dari bahasa Persia, karavanserai. Bermakna penginapan yang berada di tepi jalan besar di bagian luar kota. Menjadi tempat para musafir (biasanya kafilah dagang) beristirahat dan memulihkan tenaga dari perjalanan panjang.
Di tempat itu juga menyediakan makanan dan minuman untuk pengunjung dan hewan-hewan yang menyertai perjalanan mereka. Serta disediakan pula tempat untuk ritual bersuci.
Di dalam novela ini, Rio Johan menuliskan karavansara sebagai desa atau semacam tempat peristirahatan. Di tempat itu, rombongan Tuan Babak mengisi kantung air dan memasok perbekalan serta membasuh badan meski tanpa menginap.
Tentang Tuan Babak dan Shahzad
Rio Johan membabarkan para tokoh dalam Karavansara dengan lugas dan detil. Seolah tak memberi kesempatan pada pembaca untuk mengimajinasikan seperti apa dan bagaimana orang-orang dalam karya penulis kelahiran Baturaja, Sumatera Selatan itu.
Tuan Babak digambarkan sebagai saudagar berturban besar dan senyum lebar. Berpengalaman dagang ke mana-mana. Dari Zirra ke gudang-gudang anggur di Herat, dari Tabriz ke Dyar-Bakr, dari Arzinjan ke Teheran. Ia juga pernah menembus perbatasan orang-orang Mongol untuk mengambil barang dagangan dari Malaka. Pernah juga menyeberangi Semenjung Arab hingga mengarungi Laut Mazandaran menuju Rusia.
Di luar keahliannya berdagang, ia juga taat sembahyang dan nampak sangat menjaga pergaulan dengan lawan jenis. Itu terlihat saat Shirin tiba-tiba meminta tidur di dalam satu tenda yang sama dengan dirinya.
Tuan Babak menolak sembari menyebut bahwa ia laki-laki beristri. (h.5).
Sedangkan Shahzad adalah pemuda berusia 19 tahun yang sudah lama bekerja pada Tuan Babak. Fisiknya digambarkan memiliki otot-otot lengan yang kurus tapi kuat. Itu sebabnya ia bisa mengangkut semua buntalan berat ke atas punuk unta sendirian.
Riwayat hidup Shahzad boleh dibilang suram. Dia anak hasil hubungan gelap. Bapaknya bangsawan Anatolia dan ibunya seorang hina dan papa berasal dari Azeri. Ibunya wafat saat melahirkan dirinya, sedangkan bapaknya tak mau mengakuinya. Sejak itu ia diasuh pamannya, seorang pandai besi di Nishapur.
Kehidupan yang ia lalui bersama pamannya sepertinya tak mudah. Ia mendapatkan memar dan jejak cemeti di punggungnya. Sampai ia berjumpa Tuan Babak yang kemudian menjadikan dirinya kawan perjalanan dan orang kepercayaan.
Bekerja pada Tuan Babak membuatnya menguasai beragam kepandaian. Seperti ; berhitung, membaca dan menulis, menghafal harga dan jenis barang jualan, membedakan kopi, gula, dan rempah yang bagus dari yang jelek. Ia juga bisa berkuda dan menggunakan senjata untuk melindungi diri.
Pengetahuan itu ia bagikan pada Shirin dan Surin. Shahzad seolah menjadi guru bagi kedua kakak beradik itu.
Identitas Gender, Orientasi Seksual dan Religiusitas
Rio Johan bercerita dengan efektif dan efisien. Diksinya tegas dan tak bersayap. Sederhana tapi bertenaga. Seolah memudahkan pembaca untuk mencerna kisah yang ia tulis.
Menarik mencermati tokoh Tuan Babak dan Surin yang sejak awal sudah digambarkan secara implisit oleh penulis, memiliki ketertarikan seksual pada sesama.
Ketajaman intuisi yang dirasakan Surin itu muncul sejak kali pertama ia berjumpa Tuan Babak . “Aku yakin akulah yang dilirik Tuan Babak ketika mendapati kami tengah berlari-larian di Pasar Shiraz. ” (h.1)
Kemudian, bagaimana Surin mengagumi fisik Shahzad secara diam-diam juga dipaparkan secara detil.
Perjalanan hidup kakak beradik Shirin dan Surin membersamai Tuan Babak melawat dagang ini memang menegangkan. Siapa pun yang membaca novela ini akan merasakan debar jantung yang berdetak kencang. Karena setiap helai demi helai halaman mengantarkan rahasia-rahasia gelap Tuan Babak yang terungkap oleh Surin secara tak sengaja. Ironisnya, Surin pun terlibat dalam pusaran suran kehidupan Tuan Babak yang dari luar terlihat santun, penuh kasih dan melindungi.
Ide Cerita Karavansara
Ide cerita Karavansara ini muncul setelah Rio Johan menonton As Mil e uma Noites (Arabian Nights, 2015). Yakni sebuah film Portugis garapan sutradara Miguel Gomes, yang kemudian idenya dimatangkan ketika penulis membaca beberapa bagian dari Shahnameh, yang juga disebut oleh penulis dalam Karavansara.
Kesan Membaca
Bagi saya pribadi, terlepas dari hal-hal tabu yang dikisahkan penulis, membaca novela berhalaman tipis ini seperti diajak berkelana jauh. Melihat dunia luar yang luas dengan segala kontroversi dan berupa-rupa polah anak manusia dalam mempertahankan eksistensi dan mendapatkan legitimasi dalam masyarakatnya.
Rio Johan yang sebelumnya menelurkan buku kumpulan cerpen Aksara Amanunna, Ibu Susu, Buanglah Hajat pada Tempatnya dan Rekayasa Buah ini bertutur dengan lembut dan meski singkat tapi sangat matang dalam menyusun alur serta membangun karakter tokoh-tokohnya.
Semua tokoh terceritakan dengan sangat baik dan punya porsi yang sama. Sehingga cerita ini punya ruh dan nafas yang hidup bersama pembaca. Bila pembaca mengharapkan plot twist, jangan kuatir, novela ini menghadirkan kejutan-kejutan yang bisa membuat pembaca berpikir kritis sekaligus berkontemplasi secara reflektif. Satu lagi, cerita dalam buku ini seperti mengingatkan pembaca untuk tidak gampang menilai orang dari tampilan luar dan kesalehan spiritual yang ditampakkan. Karena itu semua bukan berarti indikasi kesalehan sesungguhnya.
One Reply to “Review Novel Karavansara Karya Rio Johan”