Non Fiksi, Resensi, Review

Review Buku The Montessori Baby – Simone Davies & Junnifa Uzodike

Sebagian besar orang mungkin sudah akrab dengan istilah Montessori. Istilah ini terutama cukup akrab di kalangan orang tua atau pegiat pendidikan anak...

Written by Aisah Aprilia · 3 min read >
Judul 		: The Montessori Baby
Penulis         : Simone Davies & Junnifa Uzodike
Penerbit        : Bentang
Tahun Terbit    : 2021 
Rating          : 4.5/5.0

Sebagian besar orang mungkin sudah akrab dengan istilah Montessori. Istilah ini terutama cukup akrab di kalangan orang tua atau pegiat pendidikan anak usia dini, yang mana merupakan sebuah metode pengajaran atau pengasuhan anak yang diperkenalkan oleh Dr. Maria Montessori dari Italia. Buku The Montessori Baby karya Simone Davies dan Junnifa Uzodike ini adalah salah satu buku terbaik tentang Montessori yang pernah saya baca. Di dalamnya banyak menjelaskan kekeliruan atau mispersepsi yang umum ditemukan dalam lembaga-lembaga pendidikan berlabel Montessori.

Buku ini saya baca dalam Bahasa Indonsia, diterjemahkan dari Bahasa Inggris oleh Reni Indardini dengan sangat ciamik, terima kasih banyak atas pekerjaan indahnya, bu Reni! Seperti terlihat jelas dari judulnya yang sederhana, buku ini membahas tentang bagaimana pengasuhan ala Montessori bisa menjadi sangat memungkinkan untuk membersamai tumbuh kembang bayi (karena umum kita ketahui bahwa Montessori adalah metode pengajaran/pengasuhan untuk toddler, bukan bayi). Metode Montessori membantu para orang tua, pengasuh, atau orang dewasa dengan anak bayi di sekitarnya untuk memahami apa saja yang sedang dialami, dilakukan, dan diperlukan oleh seorang manusia berusia 0 sampai 12 bulan.

Kesalahpahaman yang Umum Terjadi Dalam Memandang Montessori

Seperti yang saya tulis di paragraph awal, buku ini membuka kesadaran saya bahwa ternyata kita seringkali menjumpai mispersepsi seputar Montessori baik di lembaga pendidikan maupun dalam pengasuhan keluarga. Salah satu contoh sederhana tapi luput dari perhatian kita adalah, bahwa Montessori bukan semata metode yang mengandalkan aparatus (alat) khusus untuk bisa diterapkan. Seringkali kita temui aparatus-aparatus  ini hanya digunakan untuk melengkapi ruang kelas saja, tidak digunakan sebagaimana mestinya. Atau orang tua-orang tua yang merasa tidak mampu menerapkan metode Montessori dengan alasan mahalnya aparatus yang diperlukan.

Baca juga : 7 Rekomendasi Buku Psikologi Anak yang Wajib Dimiliki Orang Tua

Padahal, ‘nyawa’ utama metode Montessori adalah ‘penghormatan’. Prinsip dasar menghormati bayi dan anak-anak inilah yang sejatinya menjadi dasar dari semua pengasuhan atau pembelajaran ala Montessori. Pada umumnya, kita mendudukkan posisi bayi sebagai manusia yang tidak tahu apa-apa, tidak berdaya, dan hanya perlu kita sayangi. Nyatanya, Montessori percaya bahwa bayi tidaklah tak berdaya. Mereka adalah pejuang yang sangat tangguh dalam kehidupan sehari-hari, dan oleh karenanya, menyayangi mereka saja tidaklah cukup. Kita harus memperlakukan mereka dengan hormat juga. Peralatan atau aparatus Montessori sangat bisa dicari penggantinya, bahkan bisa juga dibuat sendiri. Sedangkan memperlakukan bayi dengan penuh penghormatan dalam masa-masa awal kehidupan mereka tentu tidak bisa digantikan dengan apapun.

Montessori Sejak (Sangat) Dini

Menurut Simone Davies, kita bisa menerapkan metode Montessori bukan hanya sejak bayi, tapi bahkan sejak direncanakannya kehamilan. Hal ini berkaitan dengan penghormatan yang kita berikan pada calon anak kita melalui penyiapan lingkungan yang baik dan kesiapan diri serta pasangan (dan keluarga). Menghormati bayi yang akan lahir berarti menyiapkan tubuh yang sehat untuk mengandungnya dan pengkondisian lingkungan yang mendukung untuk menjalani kehamilan yang sehat. Maka, perlu kita pelajari terlebih dahulu cara-cara merawat bayi, cara-cara memanajemen diri dan keluarga agar (calon) bayi tumbuh jadi manusia yang baik. Itulah ‘penghormatan’ yang menjadi pondasi dasar metode Montessori.

Aspek-aspek Penting Montessori

Ada aspek-aspek penting yang akan kita pelajari tentang pengasuhan bayi dalam buku ini, misalkan saja aspek keamanan. Dalam sebuah lingkungan bayi, aspek keamanan ini adalah aspek yang sangat tidak bisa ditawar. Maka di buku ini dijelaskan tentang rambu-rambu berkegiatan bersama bayi yang aman dan tetap memberikan kebebasan bayi untuk mengeksplor diri dan lingkungannya sesuai kaidah Montessori. Mulai dari bahan-bahan yang bis akita pilih sebagai mainan, bentuk yang tidak menyakiti dan mudah dieksplor bayi, sampai lingkungan yang terkondisikan untuk bayi agar tidak mudah terluka saat jatuh.

Baca juga : 14 Rekomendasi Buku Anak-anak Terbaik yang Wajib Dibaca

Aspek lain yang cukup unik menurut saya adalah aspek keindahan yang diramu oleh Montessori. Selama ini, kita cenderung jarang memperhatikan bayi saat mereka mulai mengamati sesuatu. Apakah dia sedang belajar sesuatu? Apakah dia menyukai hal yang sedang dia amati tersebut? Atau apakah dia penasaran dengan obyek tersebut? Dari buku ini, saya akhirnya sadar bahwa ternyata seni dan keindahan adalah aspek yang sangat membantu dalam proses perkembangan bayi. Sesederhana menaruh foto indah keluarga si bayi di kamar tidurnya pun sangat membantu proses identifikasi dirinya terhadap orang-orang di sekitarnya.

Mempelajari dan Merenungi Makna Kehadiran Bayi

Dari buku ini, saya banyak belajar untuk lebih memahami hak-hak bayi akan kasih sayang dan penghormatan dari orang tuanya yang selama ini seringkali kita reduksi dengan kalimat-kalimat “halaah, masih kecil mana bisa begini begitu” atau “enak banget ya jadi bayi, kerjanya rebahan doang”. Duh, saya berharap buku ini bisa dibaca oleh lebih banyak orang tua dan calon orang tua. Insight yang diberikan buku ini sangat luas, tidak hanya terbatas pada pola pengasuhan/Pendidikan oleh keluarga yang “ideal”, tapi bisa juga dijadikan sebagai rujukan bagi beberapa kelompok orang dewasa dengan anak yang berada di tengah keluarga dengan kondisi sedikit berbeda.

Bagi mereka yang butuh panduan untuk mengecek perkembangan bayi mereka sesuai milestone juga ada dalam buku ini. Bahkan berbagai ide stimulasinya juga dijelaskan dengan cukup jelas.

Penutup Review

Pada menit-menit terakhir saya menutup buku ini, saya langsung menatap anak saya yang masih bayi. Ternyata mempersiapkan sebuah kehidupan baru bagi makhluk kecil ini adalah sesuatu yang luar biasa besar, sekaligus luar biasa indah. Dari buku ini saya merenungi persiapan saya dulu sebelum memutuskan untuk punya anak, karena menurut Montessori, perasaan bahagia dalam mempersiapkan kehamilan dan selama proses menjalaninya pun berdampak besar bagi kehidupan bayi ke depan. Maka, buku ini cocok di baca bagi siapapun yang sedang belajar berbahagia dalam proses pengasuhan atau pengajaran bayinya

Baca juga : 10 Rekomendasi Komik Pendidikan Indonesia Terbaik Untuk Anak-Anak

Montessori memang bukanlah satu-satunya metode atau metode terbaik dalam pengasuhan. Namun, melalui buku ini, metode Montessori menawarkan sebuah cara pandang yang lebih terbuka terhadap dunia bayi yang hening dan lugu. Disajikan pula kiat-kiat merawat bayi serta pertanyaan-pertanyaan untuk kita pikirkan, sehingga buku ini sangat bisa dijadikan sebagai salah satu referensi ilmu parenting yang tak hanya ringan dibaca, tapi juga padat dan menggugah.

Written by Aisah Aprilia
Aisah Aprilia adalah seorang slow-reader yang suka mendua dalam membaca buku. Kebiasaannya yang suka membaca fiksi dan non-fiksi bersamaan membuatnya menjadi makin slow dalam membaca. Selain sibuk main dengan anaknya, dia juga sibuk menghidupkan lapak baca gratisnya yang masih belum konsisten karena tergantung cuaca. Profile

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *