Judul : Why is Sex Fun
Penulis : Jared Diamond
Penerbit : Weidenfeld & Nicolson, 1997
Halaman : 168
Seks layaknya makanan bagi manusia, tetapi cara menyalurkan seks tersebut haruslah kita ketahui. Ada beberapa pandangan mengenai tentang seks yang dijelaskan dalam buku Murtadha Muthahhari dalam bukunya yang berjudul Etika Seksual Antara Islam dan Barat. Misalnya Will Durant Mengakui kesucian perempuan merupakan prasyarat moral dan sosial yang amat penting dalam masyarakat, walaupun gangguan ini kadang menyebabkan timbulnya gangguan kecemasan dan psikosomatis.
Freud dan pengikut-pengikutnya memiliki pandangan yang berbeda terhadap moral seksual ini. Mereka membuang moralitas seksual tradisional dan menggantinya dengan moral seksualitas yang benar-benar baru. Bagi mereka moral tradisional terlalu membatasi kegiatan seksualitas manusia yang bisa mengakibatkan manusia menderita dan mengalami berbagai gangguan emosional, termasuk ketakutan di alam bawah sadar dan obsesi.
Bertrand Russell memiliki argumen demikian. Dengan gayanya sendiri, dia mempertahankan pendapat bahwa tidak ada yang boleh dipandang tabu. Perkawinan baginya bebas dari pertimbangan-pertimbangan moral, seperti kesucian, kejujuran, rasa harga diri laki-laki untuk melindungi perempuan dan pertimbangan moral yang lain.
Baca juga : Resensi Buku Dari Filsafat Ke Filsafat Teknologi – Yesaya Sandang
Banyak pendapat mengenai seksualitas bahkan lebih lanjut Bertrand Russel mengatakan bahwa tindakan pemerkosaan merupakan tindakan yang tidak membahayakan atau tidak membuat orang kehilangan sesuatu tidak perlu dikutuk. Bahkan menganggap keji sebuah hubungan seksualitas bahkan mengebiri dirinya agar tidak melakukan hubungan seksual inilah yang dilakukan kaum gerejawan.
Di buku yang ditulis oleh Jared Diamond mencoba menelisik evolusi seks manusia sampai sekarang. Buku ini memiliki 7 bab yang mana di setiap pembahasannya merujuk kepada evolusi serta keanehan kehidupan seks yang manusia lakukan.
Hewan dengan Kehidupan Seks yang aneh
Jika kita sepakat bahwa manusia adalah binatang yang rasional dan rasionalitas itulah yang membedakan manusia dengan binatang yang lain. Tetapi dalam seks, Jared menjelaskan keanehan kehidupan seks yang manusia lakukan. Misalnya manusia berhubungan seks tidak mengetahui kapan saatnya untuk melakukan hubungan seksual (Fase siap dibuahi)
Diantara aspek-aspek yang tidak biasa ialah menopause perempuan, peran laki-laki dalam masyarakat manusia, berhubungan seks secara pribadi, sering melakukan seks untuk bersenang-senang ketimbang menjadi orang tua, dan pertumbuhan payudara wanita bahkan sebelum digunakan untuk menyusui.
Baca juga : Resensi Buku Penyimpangan Seksual yang Dilarang Al-Qur’an – Didi Junaedi
Bahkan lebih lanjut jared mengatakan dengan menganalogikan jika seekor anjing dapat berbicara mereka pasti mengatakan “manusia yang menjijikan itu berhubungan seks setiap hari dalam sebulan! Barbara menginginkan seks bahkan ketika ia tahu bahwa ia tidak dalam kondisi yang subur, bahkan tepat setelah menstruasi. Tidak peduli apakah hubungan seksual tersebut bisa menghasilkan bayi atau tidak.
Lanjut jared, untuk memahami dari mana anjing tersebut tersebut memiliki pemahaman seperti itu, Anda harus membebaskan diri dari perspektif manusia berdasarkan apa yang membentuk perilaku seksual yang normal.
Jared mencoba mengkritisi kehidupan seks yang hanya mengandalkan rekreasi dibandingkan prokreasi. Dimulai dari waktu yang tidak tepat untuk bercinta, dan apa peran laki-laki dalam suatu hubungan melainkan hanya menyalurkan spermanya lantas urusan menjaga dan melindungi anak diserahkan kepada wanita.
Etika Seksual Islam
Ada buku yang menarik yang dapat kita rujuk dalam memahami Etika seksual yaitu buku yang ditulis oleh Murtadha Muthahhari dengan judul yang sama yaitu Etika Seksual antara Islam dan Barat. Bahwa seks adalah kebutuhan dasar manusia. Sangat penting untuk menata semua insting naluri dan hasrat alamiah menjadi terarah dan bersih. Karena pengkondisian dan pengasuhan potensi-potensi alami manusia yang tepat akan berdampak baik secara spiritual.
Dalam konteks Islam yang dilakukan bukan menekannya, tetapi bagaimana mengatasinya dengan cara efektif dan layak. Dengan kata lain, manusia tidak boleh dibimbing oleh insting atau naluri-naluri alaminya, tetapi mengelolanya dengan cara yang sehat. Sebagaimana disebutkan sebelumnya, Islam tidak mengajarkan penekanan dan pembunuhan terhadap insting alamiah dan nafsu. Sehingga pernikahan menjadi salah satu syarat penekanan terhadap naluri hewani tersebut. Buku yang membahas mengenai pernikahan juga bisa Anda rujuk dengan membaca buku kiat memilih jodoh.
Baca juga : Resensi Buku Beragama dengan Akal Sehat – Agus Mustofa
Ketika para pecinta saling menyatu, maka mereka akan saling mencintai, saling berkasih sayang dan mereka berada dalam ketenangan dan kedamaian. Pasangan yang mampu untuk terus menerus menjaga kesucian mereka adalah pasangan yang membatasi kehidupan seksualnya dengan pasangan saja. Ketika mereka sudah uzur, ketika nafsu seksnya sudah menurun, cinta kasih murni mereka tetap mekar bersemi. Karena pasangan-pasangan yang hanya diikat oleh kepentingan seksual semata tidak akan pernah bisa memiliki keluarga yang benar-benar utuh dan abadi.
Seks adalah kebutuhan manusia layaknya makan. Tetapi bukan berarti kita bisa untuk melakukan apa saja. Dalam Islam haruslah melalui pernikahan sehingga seks bukan hanya sebagai rekreasi dan prokreasi, melainkan punya nilai transendensi.