Fiksi, Resensi

Resensi Buku Surat Kecil untuk Tuhan – Agnes Davonar

Gitta Sessa Wanda Cantika, itulah nama seorang perempuan yang diceritakan dalam buku ini. Perempuan yang mempertanyakan mengapa harus ia yang menanggung beban berat yang...

Written by Jari Telunjuk · 2 min read >
Judul		: Surat Kecil Untuk Tuhan 
Penulis 	: Agnes Davonar
Penerbit 	: Penerbit Nauli Media 
Halaman 	: 201 halaman  
Surat Kecil untuk Tuhan

Buku Surat Kecil untuk Tuhan ini berisi tentang sebuah kisah seorang  perempuan yang berjuang untuk melawan kanker yang ia derita, meskipun ia tahu kecil kemungkinan untuk tetap hidup tetapi ia mampu bertahan atas penyakit yang ia derita. 

Gitta Sessa Wanda Cantika, itulah nama seorang perempuan yang diceritakan dalam buku ini. Perempuan yang mempertanyakan mengapa harus ia yang menanggung beban berat yang bisa jadi jika kita diposisinya, kita tidak akan mungkin mampu memikulnya.  

Gitta Sessa Wanda Cantika atau yang sering disapa keke terkena penyakit Rabdomiosarkoma, penyakit ini merupakan jenis kanker ganas yang tidak memiliki tanda-tanda, berbeda seperti kanker payudara ataupun kanker stadium ringan. Kanker ini berkembang secara cepat dalam waktu lima hari.  

Rhabdomyosarcoma adalah kanker yang tumbuh dalam jaringan ikat dan otot rangka. Kanker jenis ini bisa terbilang jarang terjadi dan rentan terkena terhadap anak-anak. Kanker ini bisa menyerang semua bagian tubuh yang memiliki otot, termasuk leher, dada, perut, daerah sekitar mata, atau tungkai.  

Baca juga : Resensi Buku Koala Kumal – Raditya Dika

Munculnya benjolan dan pembengkakan adalah salah satu tanda awal dari penyakit kanker ini, benjolan tersebut akan diikuti oleh munculnya gejala lain, tergantung area dan lokasi tumbuhnya tumor. Pada kasus  keke, penyakit tersebut berada di area kepala yaitu bagian mata hingga sampai ke otaknya sehingga menimbulkan adanya pembengkakan yang masif dan terkadang mimisan. 

Jika kita diposisi keke, hal yang pertama kita pikirkan adalah mengapa harus kita yang mendapati beban berat, bahkan mungkin sampai menyalahkan keadaan. Di satu sisi keluarga keke dalam hal ini ayah dan ibunya berpisah. Hal ini menjadi beban berat baginya. Tetapi ia sampai pada kesimpulan ia harus berjuang menghadapi kenyataan meskipun kecil kemungkinan ia bisa selamat. Karena dari beberapa kasus yang terkena penyakit ini mendapati hasil yang sama yaitu kematian. 

Pada saat itu umur keke menginjak angka 13 tahun,  umur yang seharusnya masih merasakan hangatnya kasih sayang, suasana dimana mulai merasakan percintaan, merasakan kebebasan. Tetapi itu tidak berlaku bagi keke, di umur yang masih begitu muda ia harus melakukan pengobatan kemana-kemana.  

Ada hal yang begitu dramatis ketika Ayah keke menanyakan tindakan apa sebaiknya yang harus dilakukan agar keke sembuh dari penyakitnya, dokter tersebut mengatakan proses pengangkatan kanker ini harus melalui operasi. Dan operasi yang harus dilakukan adalah memotong tulang pipi, kemudian mata, dan setengah dari wajah pasien. Bisa dikatakan jika berhasil besar kemungkinan keke akan menjadi buta dan cacat. Meskipun tidak ada jaminan kesembuhan bagi si pasien ketika telah melakukan operasi tersebut. 

Baca juga : 10 Rekomendasi Novel Bergenre Game Dengan Cerita Yang Mengesankan

Inilah awal mula perjalanan keke untuk berobat kemana-mana, berapapun biaya yang harus ditanggung ayah keke siap melakukan apapun demi kesembuhan keke tanpa harus menjalani operasi. 

Meskipun dokter telah memberitahukan besar kemungkinan umur keke tidak lama lagi, tetapi keke tetap bertahan hingga menginjak umur 15 tahun. dua tahun ia lakukan untuk berobat hasilnya tetap sama, dokter menyarankan untuk melakukan operasi pengangkatan kanker yang ada pada keke. 

Meski begitu keke tetap kuat dan bertahan, bahkan di tengah fisik yang begitu lemah, ia tetap semangat untuk sekolah bahkan mengikuti ujian sekolah pada saat itu. Tetapi apalah daya Tuhan rindu ingin bertemu keke, Tuhan ingin menyudahi kesedihan yang keke rasakan selama terkena penyakit. Keke pun menghembuskan nafas terakhirnya dikarenakan fisiknya tidak mampu lagi untuk menahan kanker yang telah menyebar di tubuhnya. 

Penutup 

Apa yang kita dapati dari kisah Keke ini bukanlah tentang perjuangan untuk kesembuhan, Keke tahu bahwa penyakitnya ini penyakit kronik yang kecil kemungkinan untuk selamat, ia tetap bertahan dan tetap tersenyum untuk tetap menyemangati ayahnya yang berjuang untuk kesembuhan Keke. Yang kita dapati dari kisah hidup Keke ini  adalah kesabaran beliau untuk tetap kuat dalam menghadapi penyakit yang bisa jadi jika kita dalam posisinya kita mungkin langsung menyerah.  

Hal lain yang kita dapati dari kisah Keke ini ialah perjuangan seorang Ayah yang tanpa pamrih, tak kenal lelah demi kesembuhan anaknya. Kita tahu bahwa, diluar sana masih ada sebagian orang yang tak menghormati orang tuanya bahkan rela menghabisi nyawanya. 

Bagi para pembaca, kita bisa merasakan bagaimana para penderita kanker itu begitu susahnya dalam hidup. Kita bahkan yang sehat masih mengeluh terhadap kehidupan yang kita jalani, kita masih bisa menghirup udara segar tanpa merasakan sakit di tubuh, berbeda yang diderita oleh Keke, ketika bernafas pun ia tetap merasakan sakit ditubuhnya.  

Melalui resensi ini semoga kita menjadi manusia yang terus bersyukur, bukan hanya dalam ucapan tetapi dalam tindakan, dalam artian semua pemberian yang Tuhan berikan haruslah kita pergunakan sebagaimana mestinya tanpa menyentuh hal-hal yang ia haramkan. Al-Fatihah. 

Written by Jari Telunjuk
Tukang jaga di jaritelunjuk Profile

One Reply to “Resensi Buku Surat Kecil untuk Tuhan – Agnes Davonar”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *