Resensi

Resensi Buku Etnografi Dunia Maya Internet – Bayu Indra Pratama

Buku yang kami resensi ini, merupakan satu dari sedikit referensi yang dapat kita rujuk untuk memahami perilaku masyarakat pada dunia maya yang...

Written by Jari Telunjuk · 1 min read >
Etnografi Dunia Maya Internet, resensi buku Etnografi Dunia Maya Internet, resensi buku, buku bayu indra pratama, resensi buku bayu indra pratama
Judul 		: Etnografi Dunia Maya Internet
Penulis		: Bayu Indra Pratama
Penerbit	: UB Press
Halaman		: 221
Resentor	: Resensi Institut
Etnografi Dunia Maya Internet, resensi buku Etnografi Dunia Maya Internet, resensi buku, buku bayu indra pratama, resensi buku bayu indra pratama

Memasuki era digital, seluruh tatanan kehidupan juga bergeser. Kita tidak memiliki cukup pengetahuan untuk menyikapi segala ekses negatif dan positif yang dibawa oleh teknologi digital. Buku yang kami resensi ini, merupakan satu dari sedikit referensi yang dapat kita rujuk untuk memahami perilaku masyarakat pada dunia maya yang terhubung oleh internet. Bayu Indra Pratama selaku penulis buku membagi karyanya ini ke dalam 9 bab yang terdiri dari 221 halaman.

Dunia Baru dan Tantangan Riset

Pada era baru digital, banyak hal sudah tidak lagi relevan. Media cetak digantikan oleh media online dan sosial media, kampus digantikan oleh kursus online, transportasi konvensional digantikan oleh transportasi online, hotel bintang lima digantikan oleh Traveloka, dan banyak lagi contoh tentang berubahnya tatanan dan perilaku masyarakat. Begitupun dengan etnografi yang membahas tentang budaya masyarakat, kini etnolog mengembangkan apa yang disebut sebagai netnografi.

Baca juga : 11 Rekomendasi Novel Bahasa Inggris yang Cocok untuk Pemula

Mengenal Kultur Masyarakat Online

Media sosial, seperti Facebook dan Twitter, merupakan ruang publik yang paling dominan dalam mengisi kebutuhan komunikasi dan sosialisasi umat manusia digital. Facebook dan Twitter hanyalah platform, yang hanya terpampang kosong jika tidak diisi oleh segunung status dan percakapan manusia. Inilah yang kemudian disebut kultur digital, seperangkat gagasan, karya, dan tindakan manusia secara kolektif pada ranah digital.

Sama seperti masyarakat luring, pada masyarakat daring juga terdapat beragam tipe pengguna dan komunitas online, yang dapat dibagi berdasarkan aplikasi, mulai dari mailing-list, blog, internet forum, wikis, permainan online, chating, dan sosial media. Semua komunitas mempunyai spesifikasinya masing-masing, meskipun yang disembut paling belakangan merupakan yang aplikasi yang populer di jagad maya.

Paradigma dan Penelitian di Ranah Maya Internet

Paradigima adalah istilah yang dipopulerkan pertama kali oleh Thomas Kuhn. Paradigma merupakan sistem pengetahuan manusia terhadap realitas yang dipandangnya. Paradigma sendiri terbagi atas beberapa mazhab, diantaranya; paradigma positivis, paradigma konstruksivis, dan paradigma kritis. Pada titik inillah netnografi sebagai tawaran paradigma penelitian dan ragam metodenya diperlukan untuk memahami etnografi dunia maya internet.

Mengenal Netnografi

Dalam penelitian etnografi dikenal dua dimensi penelitian, yakni dimensi etik dan dimensi emik. Dimensi emik adalah upaya menjelaskan fenomena kultural yang terjadi dalam perspektif native views. Sementara dimensi etik menjelaskan fenomena kultural yang terjadi pada faktor eksternal, yaitu masyarakat.

Antara etnografi dan netnografi kini telah berbaur dan nyaris tanpa sekat. Sehingga tahapan penelitian pada netnografi tidak jauh berbeda dengan tahapan penelitian pada etnografi. Begitu pula dengan menentukan subyek penelitian, netnografi mengikuti induknya, etnografi.

Cakrawala Netnografi

Terdapat 3 aplikasi yang paling populer digunakan peneliti netnografi dalam melakukan penelitian, yaitu penelitian netnografi sosial media, penelitian netnografi blog, dan penelitian netnografi wikis. Selain itu, terkadang peneliti juga melakukan auto-netnografi, yang mana peneliti melakukan sendiri penelitian terhadap perilakunya di dunia maya internet.

Baca juga : 10 Rekomendasi Buku Psikologi Terbaik yang Wajib Dibaca!

Penutup

Sebagai penutup, diperlukan pengembangan dalam metode penelitian netnografi ke depannya. Hal itu dinyatakan perlu karena netnografi merupakan cakrawala keilmuan, khususnya disiplin ilmu etnografi, yang relatif baru. Selain itu, digitalisasi yang dijalankan oleh perangkat internet tengah mengalami perkembangan eksponensial dan mendisrupsi setiap lini kehidupan manusia. Terakhir, karena dunia maya internet merupakan ranah yang beragama, maka penelitian netnografi tidak dapat digeneralisir. Perlu ada pengayaan dan penyesesuaian pada setiap penelitian netnografi.

Written by Jari Telunjuk
Tukang jaga di jaritelunjuk Profile

3 Replies to “Resensi Buku Etnografi Dunia Maya Internet – Bayu Indra Pratama”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *