George Orwell merupakan salah satu penulis sekaligus jurnalis dari Inggris yang terus berjuang untuk melawan ketidakadilan sosial serta totaliterisme. Beliau mengkritik dengan menulis puisi, sastra, dan novel. Buku George Orwell yang sangat terkenal dan fenomenal di kalangan masyarakat adalah Animal Farm dan 1984.
Karya-karya dari George Orwell memang tidak pernah gagal dan banyak sekali penggemarnya. Terlebih lagi bagi mereka pecinta karya sastra, tentu sudah tidak asing lagi dengan satu penulis ini. Bahkan, George juga disebut sebagai intelektual yang mengkritik sastra.
Beragam kritikannya mengenai sastra, sosial, hingga politik sekalipun bisa dibilang masih relevan hingga saat ini. Itulah mengapa George Orwell memiliki penggemar banyak sekali dari seluruh dunia. Karyanya tidak pernah gagal dan selalu menghipnotis para pembacanya.
Bagi yang penasaran dengan karya-karyanya, berikut beberapa rekomendasi buku George Orwell terbaik yang wajib dibaca.
Animal Farm
Salah satu karya fenomenal dari George adalah Animal Farm. Karya ini terbit pertama kali pada 1945 bertajuk novel satire politik. Novel ini menceritakan mengenai sekelompok hewan di peternakan yang berhasil menghancurkan kekuasaan manusia.
Kondisi tersebut bermula ketika Major, sang babi tua mengumpulkan semua hewan dan meramal akan segera datang hari kemerdekaan. Namun, tak berselang lama Major wafat. Pemimpin pun beralih ke babi bernama Snowball dan Napoleon.
Melalui kedua pemimpin tersebut, mulai melancarkan pemberontakan dan sekelompok hewan berhasil mengusir pemilik peternakan bernama Tuan Jones. Berdirilah Republik Hewan yang membangun sistem pemerintahan serta peradaban.
Tidak lama dari pendirian tersebut, terjadilah dualisme kekuasaan antara Snowball dan Napoleon. Dualisme ini selalu menimbulkan perbedaan pendapat yang menginginkan salah satu di antara mereka hancur dan tersingkir. Buku George Orwell bernama Animal Farm ini ditujukan untuk mengkritik pemerintah di sana yang penuh dengan propaganda dan otoriter.
1984
Tak kalah fenomenal dengan buku sebelumnya, George Orwell menghadirkan karya buku yang diberi nama “1984”. Karya buku yang satu ini mampu mengantarkannya ke puncak kemasyhuran. Buku 1984 merupakan novel distopia karya George Orwell untuk terakhir kalinya sebelum ia meninggal.
Buku George Orwell terakhir tersebut mengisahkan seorang warga yang terus berusaha menjalankan hidup untuk patuh dengan aturan. Namanya adalah Winston Smith. Sebenarnya, dia memberontak keadaan tersebut, namun karena ada “Big Brother” yang selalu mengawasi setiap warga.
Baca juga : 7 Rekomendasi Novel Sastra Indonesia Terbaik, Selalu Best Seller
Winston Smith merasa tidak bisa hidup bebas dan merindukannya. Dengan kata lain, 1984 menjelaskan bagaimana sebuah negara totaliter melakukan kendali total terhadap warganya. Padahal, menurut Winston itu hanyalah sebuah manipulasi saja.
Hormat untuk Catalonia
Buku George Orwell selanjutnya adalah Hormat untuk Catalonia. Karya ini mengisahkan tentang diri George sendiri dalam keterlibatannya di Perang Saudara Spanyol pada 1936. Namun, ia justru bergabung bersama Partai Persatuan Buruh Marxis serta ikut dalam pertempuran melawan rezim fasis.
Akan tetapi, situasi politik di negara tersebut semakin rumit dan membuat George masuk ke dalam konflik idealisme pribadi. Kondisi ini membuat beberapa orang terluka akibat tembakan hingga sampai tewas.
Maka dari itu, hadirnya buku “Hormat untuk Catalonia” menjelaskan pengalaman George ketika masuk ke dalam pertempuran untuk meraih kebebasan serta mewujudkan dunia jadi lebih baik. Selain itu, buku ini juga digunakan sebagai salah satu penghormatan kepada mereka yang sudah tewas di medan perang.
Jalan ke Wigan Pier
George Orwell merupakan seorang jurnalis sebelum mulai menulis karyanya yang sangat terkenal, yakni 1984 dan Animal Farm. Saat itu, pada 1930 sebuah kelompok sosialis di Inggris mengirim Orwell untuk meneliti perihal kemiskinan dan pengangguran yang terjadi di wilayah industri utara Inggris.
Ketika sudah tiba, George Orwell tinggal di pondokan kumuh dengan makan seadanya. Ia hidup bersama para penambang batu dan ikut bekerja di sana. Semua yang dilihat membuat George menegaskan terkait sosialisme.
Baca juga : 7 Rekomendasi Novel Agatha Christie yang Paling Menarik
Menurut George Orwell, sosialisme menjadi salah satu solusi bagi kehidupan di wilayah tersebut. Di dalam buku George Orwell berjudul “The Road to Wigan Pier” ini mengisahkan semua pengalaman penulis ketika hidup menjadi seorang buruh tambang dan diselipkan terkait pandangan orang sosialis.
Tetaplah Jaya, Aspidistra
Buku George Orwell berjudul Tetaplah Jaya, Aspidistra (Keep the Aspidistra Flying) menjelaskan perihal kekuatan uang, pemisahan kelas sosial, dan eksploitasi ekonomi terhadap masyarakat kelas bawah. Sosok Gordon Comstock menjadi pemeran utama yang menyatakan perang terhadap uang.
Gordon sendiri merupakan individu yang berasal dari keluarga miskin dan harus berusaha mencari pekerjaan yang bagus. Dia berhasil menjadi seorang penyair di usianya ke tiga puluh tahun. Namun, karya buku pertama mengenai puisi tidak laku terjual.
Kemudian, Gordon Comstock meninggalkan pekerjaan untuk menjadi idealisme. Keadaan ini semakin membuat dia susah menjalankan aktivitas hidupnya, namun gengsi untuk menerima bantuan. Keputusan paradoks ini membuatnya tidak bebas.
Hidup Mati di Burma
Hasil karya pertama George Orwell tak kalah menarik dengan lainnya, khususnya buku best seller Animal Farm. Karya ini berjudul Burmese Days (Hidup Mati di Burma) yang bertajuk novel. Buku ini mengisahkan sosok lima karakter yang hidup di sebuah desa miskin bernama Burma di bawah cengkraman para kolonial Inggris.
Buku George Orwell pertama terinspirasi dari pengalaman pribadi saat menjadi polisi di Burma ketika masa pemerintah kolonial Inggris. Kondisi ini terjadi ketika orang asli pribumi dianggap rendah derajatnya dibandingkan orang berkulit putih.
Baca juga : Buku Ekonomi Politik – 7 Buku Rekomendasi untuk Anda Baca!
Seorang pedagang bernama Flory yang memiliki kulit putih dan sudah sedikit tua berteman dengan Dr. Veraswami. Dokter tersebut berdarah India yang akan dijatuhkan oleh U Po Kyin, seorang kepala distrik yang sangat keji dan korup.
Supaya sang dokter bisa bebas dan selamat dari ancaman hukuman maut kepala distrik adalah ketika Flory bergabung dengan klub orang kulit putih. Namun, kehidupan Flory berubah ketika kedatangan perempuan berparas sangat cantik dari Paris bernama Elizabeth Lackersteen.
Karakter terakhir bernama Ma Hla May, sosok gadis muda berparas cantik yang dijadikan gundik para lelaki kulit putih. Namun, ia bangga dan senang dengan statusnya tersebut.
Terpuruk dan Melarat di Paris dan London
Sesuai dengan judul bukunya, yakni “Down and Out in Paris and London” (Terpuruk dan Melarat di Paris dan London). Buku George Orwell kali ini mengisahkan sosok penulis yang tinggal bersama orang miskin di Paris dan London.
Melalui pengalamannya tinggal di dua ibu kota besar di dunia tersebut membuat George berani memberikan pernyataan keras terhadap ketidakadilan sosial. Di mana, ketidakadilan ini membuat masyarakat mati karena kelaparan dan tidak punya tempat tinggal.
Baca juga : Fantasi Petualangan Don Quixote, Novel Modern Pertama di Dunia
Sebuah kehidupan yang tak pernah diharapkan oleh semua orang. Namun, George Orwell merasakan sendiri dan hidup tanpa tempat tinggal serta tidak pernah mempunyai uang yang cukup.
Semua buku George Orwell di atas, memberikan beragam manfaat kepada para pembaca. Kisah yang dituangkan oleh George Orwell tidak pernah gagal dan selalu membuat kagum pembacanya. Sebagian besar karya dari George memberikan pesan moral yang positif dalam kehidupan sehari-hari. Tak heran, jika buku “Animal Farm dan 1984” sempat menjadi best seller dan banyak disukai masyarakat.
2 Replies to “7 Rekomendasi Buku George Orwell yang Wajib Dibaca”