Buku karya Douwes Dekker atau Multatuli ini menjadi perhatian besar di negaranya sendiri bangsa Belanda. Eduard Douwes Dekker ini penulis berkebangsaan Belanda dan menjadi pegawai residen di Hindia Belanda. Melalui karya sastranya Eduard Douwes Dekker mengkritik penyelewengan yang dilakukan bupati dan kepala residen. Mereka berdua menerapkan sistem tanam paksa Hindia Belanda. Dengan membaca karyanya Anda bisa mendapatkan berbagai macam pengetahuan sejarah yang belum Anda ketahui sebelumnya. Membaca buku Eduard Douwes Dekker ini akan membangkitkan rasa nasionalisme, Anda bisa mengetahui perjuangan bangsa Indonesia di masa penjajahan Belanda, mengetahui protes dan kritik dari kaum humanis Belanda yang melakukan protes terhadap kerajaan Belanda.
Baca juga : 10 Rekomendasi Buku Public Speaking yang Harus Anda Baca Sekarang
Buku karya Dekker ini begitu terkenal, karena erat dengan sejarah bangsa Indonesia di zaman penjajahan. Karya sastra Eduard Douwes Dekker ini merupakan bentuk perlawanan terhadap kolonialisme di Indonesia. Nama pena dari Eduard Douwes Dekker adalah Multatuli, sekaligus menjadi nama samarannya. Kebanyakan karya sastra pada saat itu ditulis dengan menggunakan bahasa Belanda. Baik itu penulisnya orang Belanda maupun bangsawan pribumi. Berikut ini adalah beberapa buku karya Douwes Dekker yang wajib untuk Anda baca:
Max Havelaar
Buku karya Douwes Dekker yang terkenal ada Max Havelaar. Novel rekomendasi ini diterbitkan dalam bahasa Belanda dan diterbitkan pada tahun 1860. Banyak yang menyebutkan jika novel ini merupakan roman dan sejak diterbitkan sudah menjadi kontroversi. Banyak komentar yang berdatangan dan mengatakan jika novel roman ditulis secara sarkas dan menggebu-gebu. Ceritanya pun begitu langka tentang kehidupan yang ada di tanah jajahan. Tidak hanya masalah gaya penulisan saja, kontroversi berlanjut pada substansi cerita. Banyak yang mempertanyakan apakah kisah yang ditulis dalam Max Havelaar tersebut benar atau tidak.
Multatuli menyampaikan kecamannya kepada bangsanya sendiri atas penderitaan penduduk Indonesia melalui buku satu ini. Multatuli ini sangat berjasa bagi bangsa Indonesia, berkat buku yang diterbitkannya ini tanam paksa yang dilakukan bangsa Belanda terhadap bangsa Indonesia dihapus secara perlahan-lahan, baru setelah 10 tahun buku tersebut diterbitkan sistem tanam paksa benar-benar dihapuskan dari bangsa Indonesia.
Memang sudah banyak yang mengetahui buku satu ini sayangnya tidak banyak yang membacanya. Padahal judul dan nama pengarang sudah banyak ketahui dan pelajari saat masih sekolah dasar. Sayangnya masih sedikit yang mengenali isi dari buku tersebut. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya, dengan membaca buku tersebut Anda bisa mempelajari dan tahu sejarah bangsa Indonesia ini.
Max Havelaar menceritakan kelahiran seorang Belanda Max Havelaar. Ia menjabat sebagai asisten residen Hindia Belanda. Posisi ini letaknya di bawah gubernur jenderal dan residen. Posisinya ini sepadan dengan bupati yang mana dipegang oleh pribumi. Dalam bukunya ini menceritakan perlawanan kelicikan bupati dan residen yang mana mendukung pemerasan terhadap penduduk pribumi. Sistem yang diberlakukan disebut dengan tanam paksa.
Melalui bukunya Max ini berusaha mengungkapkan penderitaan kaum jajahan pejabat tinggi Belanda. Buku ini membawa selingan roman pribumi muda asal Banten, pemuda satu ini harus bekerja sampai ke Betawi sambil membawa pulang harta yang sulit didapatkan di tanah kelahirannya sendiri. Ayahnya mati karena gila dikarenakan harta dirampas dan harus membayar pajak. Buku ini memang fiksi, meski begitu Multatuli membuat cerita buku ini sesuai dengan kisah nyata yang ada dalam kehidupannya. Buku ini juga mengisahkan perjalanan hidup Max sebagai pegawai pemerintah yang memiliki tali erat dengan kisah hidup Eduard Douwes Dekker selama menjabat pegawai negeri di tanah Sumatra sampai ke Jawa.
Dalam bukunya Max mengisahkan pengalamannya ketika Natal. Hal itu sama dengan yang dialami Dekker yang mana memulai dukanya sebagai amtenar di Sumatera Utara. Dekker juga mengakhiri perjuangan dan duka Max di Lebak yang mana kisah itu sama sepertinya yang mundur dari jabatan pegawai pemerintah ketika tuduhan kepada bupati Lebak tidak pernah dihiraukan oleh atasannya.
Lepas dari itu semua, buku Max Havelaar menjadi karya yang mampu membungkam kolonialisme Belanda. Berkat buku yang diterbitkan tersebut pemerintah Belanda kemudian mengeluarkan kebijakan yang etis. Belanda membuka banyak kesempatan bagi bangsa pribumi untuk masuk ke dalam pendidikan formal.
Woutertje Pieterse
Merupakan buku karya Douwes Dekker yang juga terkenal setelah Max Havelaar. Sejarah Woutertje Pieterse menceritakan seorang bocah Amsterdam yang melamun dan puitis. Wouter Pieterse ini tumbuh dalam kalangan borjuis kecil di era Perancis. Sifat borjuis kecil didapatkannya dari lingkungannya dan keingintahuan Wouter sering berbenturan. Kisahnya ini dijadikan sebagai jalan cerita tama dalam buku ini.
Ibunya selalu berpikir bahwa tidak ada yang bisa datang dari Wouter, sementara itu ia melakukan yang terbaik untuk memenuhi tuntutan lingkungan. Ia yang terlalu polos tidak pernah sadar sisi aneh dna makna ganda yang dimilikinya akibat tuntutan tersebut. Hanya Leentje pelayan perempuan yang tidak meninggalkannya sendirian. Dalam fantasi dan mimpinya Wouter berusaha menciptakan dunia yang lebih baik agar dia bisa bahagia.
Saijah und Adinda
Buku karya Multatuli yang juga banyak diminati. Karya sastra ini romance yang mana mengguncangkan kolonialisme, latarnya sendiri di Tanah Banten. Saijah dan Adinda ini adalah potret buruk dari pemerintah kolonial dan kemiskinan banten pada tahun 1860. Kabupaten Lebak Banten terus bersolek, kemiskinan dan ketertinggalan masyarakat menjadi materi kritis keras intelektual Belanda Van Deventer yang mana menulis pidato politik dengan judul hutan kehormatan pada tahun 1899 di Parlemen Belanda.
Buku ini mengisahkan kemiskinan masyarakat Lebak yang menyayat. Hal tersebut diakibatkan oleh sistem penindasan kolonial dan korporatisme Adipati Lebak. Tanah subur yang dipenuhi dengan berkah tidak membuat kehidupan masyarakat Lebak hidup makmur. Akibat dampak dari Sistem Tanam Paksa rakyat menjadi hidup dalam kesengsaraan, kemelaratan dan kebodohan.
Minnebrieven
Merupakan buku karya Douwes Dekker yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1861. Buku ini berisi surat ke dan dari Fancy dan istrinya Tine, sembilan Sejarah Otoritas. Isi lainnya berupa empat bukti bahwa orang Jawa dianiaya dan tiga dongen. Sama dengan Max Havelaar buku ini ditulis dengan cerita yang rumit. Fantasi dan kenyataan Anda dipermainkan. Buku ini juga menjadi sekuel dari Max Havelaar yang mana berhubungan dengan dakwaan pelanggan Hindia Belanda di saat itu.
Menurut Willem Frederik Hermans menyebut jika Minnebrieven atau yang biasa disebut dengan Mine Letters ini menjadi buku yang paling berubah-ubah bahkan menjadi yang paling liar dalam sastra Belanda. Menurut Multatuli cerita dan kesan liar itu menjadi cermin kesetiaan dari penderitaan.
Ideen
Menjadi buku karya Dekker yang belum banyak diketahui. Buku ini diterbitkan sebelum tahun 1923 dan memang memiliki ketidaksempurnaan seperti halaman yang hilang atau kabur, gambar yang buruk, tanda yang salah dan masih banyak lagi lainnya. Untuk menutup ketidaksempurnaan tersebut akhirnya dilakukan pencetakan ulang. Karya ini sarat akan budaya sehingga pelestarian karya cetak ini sangat dibutuhkan.
Nog-Eens: Vrije-Arbeid In Nederlandsch-Indie
Merupakan buku karya Dekker yang sarat akan budaya. Buku yang Anda temukan di toko offline maupun online ini merupakan hasil produksi yang sesuai dengan artefak yang asli dan dibuat senyata mungkin sesuai dengan asli. Jika Anda ingin melihat referensi yang asli Anda bisa membacanya di perpustakaan karena hampir sebagian besar karya Dekker ini menjadi barang bersejarah yang sangat dijaga dengan baik. Sama seperti dengan buku yang lainnya dimana buku ini ditulis dengan menggunakan bahasa Belanda. Buku ini dicetak kembali untuk menghapus ketersediaan yang ada didalamnya dengan menggunakan proses digitalisasi.
Baca juga : Rekomendasi Buku Tentang Sejarah Indonesia Pada Masa Perjuangan Kemerdekaan
Kesimpulan
Sejarah bangsa Indonesia dalam melawan bangsa penjajah sangat panjang penuh dengan penderitaan. Kita yang menikmati kemerdekaan ini harus mengetahui sejarah bangsa Indonesia dan lebih menghargai jasa para pahlawan yang telah berpulang karena memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia. Anda bisa meningkatkan rasa nasionalisme setelah membaca buku karya Dekker yang terkenal sampai di negeri Belanda. Yang paling terkenal adalah Max Havelaar dengan isi yang sangat bagus. Buku Max Havelaar menjadi buku karya Dekker pertama yang tidak boleh Anda lewatkan. Dengan membaca buku karya Douwes Dekker tersebut Anda akan tahu bahwa perjuangan yang dilakukan untuk melawan penjajah ini tidak mudah, kelaparan dan kemiskinan menjadi hal yang banyak ditemui bahkan kematian, masa ini jauh lebih baik dibandingkan saat masa penjajahan sehingga harus mengisinya dengan hal-hal yang bermanfaat.
2 Replies to “6 Buku Karya Douwes Dekker Terpopuler Sarat Sejarah”